Minggu, 30 April 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN BERDIRINYA PONDOK PESANTREN MIDANUTTA'LIM

Pondok Pesantren Midanutta'lim Mayangan ini telah berdiri sekitar tahun 1830 M. Pendirinya yaitu Kyai Hafidz yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Kampil, walaupun masih dalam bentuk yang masih sederhana. Beliau disamping sebagai pendiri pondok pesantren beliau juga sebagai pembuka desa yang pertama. Adapun motif didirikannya lembaga ini karena untuk menyebarkan agama Islam kepada segenap umat manusia, dengan tujuan mencetak manusia muslim yang cakap dan bertanggung jawab serta taat menjalankan syari'at agama.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka beliau mengadakan pendidikan dan pengajaran di sebuah langgar (musholla) kecil yang terbuat dari bambu, dengan materi pendidikan keimanan sebagai mata pelajaran pokok yang diikuti oleh masyarakat sekitar yang dewasa dengan pendidikan masih sangat sederhana yakni non klasikal.

Dalam rangka mempertahankan Eksistensinya beliau masih terus berusaha. Sepeninggal beliau cita-citanya dilanjutkan oleh KH. Nur Syam, yaitu mulai tahun 1860 sampai dengan tahun 1902 M. Pada periode ini sudah tampak sedikit perkembangannya hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pengikut pengajian dari kalangan orang dewasa maupun anak-anak yang masih tetap menggunakan sistim non klasikal, materi pelajarannya masih difokuskan kepada masalah keimanan serta pengajian Al-Qur'an yang diselenggarakan pada setiap selesai sholat maghrib, untuk mempertahankan eksistensinya, maka disamping beliau usahakan sendiri, juga sumbangan dari agniya', masyarakat sekitar. Sepeninggal beliau cita-citanya dilanjutkan oleh menantunya yaitu KH. Manshur mulai tahun 1902 hingga tahun 1936 pada periode ini tampak perkembangannya dengan dipindahkan lokasi lembaga pendidikan tersebut seperti yang ada sekarang ini, pembangunannya dimulai tahun 1905 yang dilengkapi pula dengan sebuah langgar tempat ibadah.

Perkembangan pendidikan dan pengajarannya sudah dimulai dengan adanya pengajian kitab-kitab berbahasa arab yang dikarang oleh ulama' pada abad pertengahan misalnya : Ilmu Nahwu, Tafsir, Hadits, disamping masih mempertahankan pendidikan keimanan dan Al-Qur'an. Pengikut pengajian tersebut sudah mulai bertambah yang berdatangan dari masyarakat sekitar dan masyarakat luar daerah. Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan maka pelaksanaan pendidikan dan pengajarannya beliau dibantu oleh putra-putra beliau disamping para santri sebagai badal (pengganti) yang dianggap telah mampu.

Sepeninggal KH. Manshur perjuangan mempertahankan pendidikannya dilanjutkan oleh putra beliau yaitu KH. Muhammad minhadj sejak tahun 1936. untuk mempertahankan sistim pendidikan dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka beliau mulailah merintis pendidikan formal yang berbentuk madrasah, tepatnya pada tahun 1940 M dengan materi Pokok sebagaimana pada periode sebelumnya dengan ditambah materi pelajaran lainnya, misalnya Ilmu Hisab, Jughrofiyah (Ilmu Bumi), Balaghoh & Mantiq dan lain sebagainya. Pelaksanaannya berada di serambi langgar dengan beliau sendiri dan didampingi oleh saudara-saudarannya yaitu Kyai. Nur Salim, KH. Sulhan dan KH. Khozin Alm. yang sekarang mendirikan Pondok Pesantren "Mamba'ul Hikam" Putat Tanggul Angin Sidoarjo sebagai putra bungsu dari KH. Manshur.

Pada tahun 1950 barulah mulai pembangunan gedung dimulai, atas dorongan dan bantuan masyarakat sekitar dengan biaya dipikul bersama (swadaya masyarakat murni). Sepeninggal KH. Muhammad Minhadj yang perjuangan menpertahankan pesantren dilanjutkan oleh putra beliau KH. Drs. Muhammad Sampai Sekarang.

Dalam perkembangan selanjutnya beliau membentuk pengurus pesantren yang pada prinsipnya terdiri dari :
  1. Bagian umum.
  2. Bagian yang membidangi masalah pendidikan dan pengajaran.
  3. Bagian yang membidangi masalah administrasi
Keadaan bangunan fisik pesantren waktu itu sebenarnya sudah cukup baik sarta sudah mencukupi persyaratan untuk dijadikan sebagai suatu lembaga pedidikan, karena sudah memiliki sejumlah lokasi dan fungsi kegunaan masing-masing seperti :
  1. Sebuah langgar sebagai tempat ibadah dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 9 m juga sebagai tempat kegiatan belajar keagamaan yang dibangun pada tahun 1905 oleh KH. Manshur.
     
  2. Asrama putra sebanyak 3 lokal, dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 4 m yang berfungsi sebagai tempat bernaung para santri, bangunan ini didirikan pada tahun 1961 oleh KH. Minhajut Tullab dan dibantu oleh masyarakat sekitar.
  3. Asrama putri sebanyak 2 lokal, yang masing-masing luasnya 8 m dan lebarnya 6 m yang didirikan pada tahun 1960 oleh KH. Minhajut Tullab , sedangkan sebuah lokal dibangun dengan luas 8 x 5 m pada tahun 1979 oleh putra beliau yaitu Drs. KH. Muhammad dengan biaya sendiri yang sampai sekarang berkembang menjadi beberapa asrama yang terdiri dari 15 kamar asrama putra dan 17 asrama putri.
Bersamaan dengan berkembangnya pondok pesantren dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan maka pondok pesantren membuka beberapa lembaga formal dan non formal yang antara lain :
  • Pondok Pesantren ( putra & Putri )
  • Pondok Anak-anak ( Putra & Putri )
  • Pondok Tahfidzul Qur’an
  • Madrasah Diniyah
  • Madrasah Aliyah
  • Madrasah Tsanawiyah
  • Madrasah Ibtidaiyah ( I & II )
  • Roudlotul Athfal ( Depag ) I & II
  • Taman Kanak-kanak ( Depdiknas )
  • Play Group ( I & II )
  • Panti Asuahan Yatim Piatu
Data ini ambil dari profil proposal pondok, yang bersumber dari KH. Drs. Muhammad Minhadj. yang ditulis oleh keponakannya, yaitu: Gus M. Ali Imron, S.Pd.I.
(kurang lebihnya, kami mohon maaf)
 
Add caption

2 komentar:

  1. Tolong di cantumkan juga darimana para kyai mengambil ilmu agama dan sampai pada sanad dalam bidang Alqur'an dan hadits mendapatkan sanad yg beberapa...
    Supaya menambah semangat para tullab khususnya

    BalasHapus
  2. MaasyaAllah, mulai dr TK sampai lulus Aliyah, bangga menjadi alumni midanutta'lim, dan sekarang anak pertama jg menuntut ilmu di midanutta'lim MI II, semoga memperoleh ilmu yang barokah manfaat fiddunya walaupun akhir Aamiin Allahumma Aamiin, matursuwon dateng segenap ustadz ustadzah midanutta'lim

    BalasHapus